Perundingan Dua Korea Disambut Baik
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Viada Hafid (F-PG)/Foto:Iwan Armanias/Iw
Perundingan dua Korea yang sudah dimulai pada awal tahun ini, disambut sangat baik agar bisa menciptakan perdamaian kawasan sekaligus mendinginkan eskalasi politik global. Sebagai saudara serumpun dan memiliki kesamaan sejarah, diharapkan dua Korea bisa mempercepat terjadinya perdamaian.
“Semakin lama dunia akan semakin cair. Ke depan kita akan menghadapi sekat-sekat yang tidak terlalu kaku antara negara satu dengan lainnya. Apalagi Korea Selatan dan Korea Utara tentu memiliki sejarah sebagai sesama saudara. Jadi melihat jabat tangan pertama antara dua Korea sangat melegakan dan menyejukkan bagi kita yang bahkan tidak bersinggungan langsung secara teritori,” demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid yang ditemui Selasa (16/1/2018) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Menurutnya, pertemuan Korea Utara dan Korea Selatan di meja perundingan sangat melegakan setelah berkali-kali gagal. Sebelumnya, ketegangan selalu terjadi dan masing-masing negara yang bertetangga ini saling memproduksi senjata pemusnah massal untuk mengantisipasi terjadinya pecah perang dua Korea. Berbeda dengan kawasan Timur Tengah, sejauh ini pemerintah Indonesia belum bisa mengambil peran langsung mendamaikan dua Korea.
Meutya melihat, kawasan Timur Tengah sangat vital bagi Indonesia, sehingga urgen mengambil peran dalam perdamaian kawasan. Tapi, di kawasan Korea tak bisa mengambil peran optimal. Setidaknya, Indonesia hanya bisa memberi pernyataan-pernyataan positif dan dukungan resmi dari pemerintah Indonesia untuk perdamian dua Korea. Mantan jurnalis ini, berharap perdamian dua Korea terus berlanjut dengan mengandalkan kesamaan sosiologis-historis. “Kita ikuti dalam 10 tahun terakhir tampaknya semakin membaik arahnya,” kilahnya. (mh/sc)